Metode Pengembangan Agama terhadap Anak

Oleh : Rif’atul Ulya (Mahasiswa PIAUD INISNU Temanggung)
ulyarft@gmail.com
Pada dasarnya perkembangan kognitif tidak terbatas dalam hal fisik motorik saja. Dalam hal agama pun juga bisa termasuk ke dalam perkembangan kognitif. Pendidikanagama sendiri sudah seharusnya diberikan oleh orang tua kepada anak.
Dalam mengembangkan pengetahuan anak tentang agama terdapat 3 fase yang dialami atau dilalui anak, yang pertama yaitu the fairy tale stage (tingkatan dongeng) pada fase ini anak-anak mulai mengembangkan pengetahuan agamanya melalui fantasi mereka, pada fase ini kita bisa mengenalkan mereka dengan pengetahuan agama seperti halnya animasi atau kartun yang menceritakan tentang nabi.
Yang kedua yaitu the realistic stage (tingkatan kenyataan) pada fase ini ketuhanan anak-anak sudah mulai mencerminkan konsep-konsep yang berdasarkan kenyataan. Hal ini dipengaruhi dengan adanya lembaga keagamaan, misalnya anak-anak diajari sholat di tempat pengajian anak atau diajari mengaji di TPQ , hal ini akan meningkatkan pengetahuan keagamaan anak tersebut.
Kemudian yang ketiga yaitu the individual stage (tingkatan individu) pada tahap ini anak-anak memiliki tingkat kepekaan dan kesadaran sendiri terhadap pengembangan keagamaan ini. Pada tahap ini kita harus bisa merangkai bagaimana kita mengajarkan nilai keagamaan ini dikemas sedemikian rupa menyenangkan agar anak tidak bosan dan tidak merasa terpaksa mempelajari nilai agama ini.
Metode yang dapat dilakukan dalam mengembangkan nilai-nilai keagamaan ini salah satunya bisa menggunakan cara doa dan dzikir. Artinya kita sebagai orang tua bisa mengajarkan anak untuk berdoa setiap akan melakukan sesuatu, misalnya doa sebelum makan, sebelum tidur, atau bisa juga diajarkan untuk selalu mengucapkan salam ketika akan masuki rumah.
Selain diajarkan doa dan dzikir kita juga bisa mengajarkan anak dengan nyanyian religius atau sholawat. Biasanya anak-anak cenderung lebih bersemangat apabila diajak bernyanyi, maka dari itu kita bisa memanfaatkan sholawat ini sebagai metode yang cukup efektif dalam mengajarkan nilai keagamaan kepada anak karena anak bisa lebih mudah menerima dan mengingatnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *