PENDIDIKAN ANAK DALAM LINGKUNGAN KELUARGA

Oleh : Aniqotul Farda

PENDIDIKAN ANAK DALAM LINGKUNGAN KELUARGA

Lingkungan keuarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena daam lingkungan inilah anak pertama–tama mendapatkan dan bimbingan.juga di katakana lingkungan yang utama, karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak di terima oleh anak adalah dalam keluarga. Tugas utama dari keluarga bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari anggota keluarga yang lain.

Dengan demikian jelaslah bahwa orang yang pertama dan utama bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup dan pendidikan anak adalah orang tua.

  1. Fungsi dan Peranan Pendidikan Keluarga

Sebagaimana dikemukakan terdahulu, bahwa pendidikan keluarga adalah yang pertama dan utama. Pertama, maksudnya bahwa kehadiran anak di dunia ini disebabkan hubungan kedua eksistensi anak untuk menjadikannyakelek sebagai seorang pribadi, tetapi juga memberikan pendidikan anak sebagai individu yang tumbuh dan berkembang. 

Sedangkan utama, maksudnya adalah bahwa orang tua bertanggung jawab pada pendidikan anak. Hal ini memberikan pengertian bahwa seorang anak di lahirkan dalam kondisi yang tak berdaya, keadaan penuh ketergantungan dengan orang lain, tidak mampu  berbuat apa-apa bahkan tidak mampu menolong dirinya sendiri. Ia lahir dalam keadaan suci bagaikan meja lilin berwarna putih( a sheet of white paper avoid of all characters ) atau yang lebih dikenal dengan istilah Tabularasa. Tabularasa adalah sebuah teori yang di kemukakan oleh John Lock seirang tokoh aliran Empirisme, yang menyatakan bahwa anak lahir dalam keadaan suci bagai meja lilin warna putih. Maka lingkunganlah yang akan menentukan keman aanak itu dewasa. Dengan demikian menunjukan bahwa kehidupan seorang anak pada saat itu benar – benar tergantung kepada orang tua nya. Oleh karena itu, orang tua wajib  memberikan pendidikan pada anaknya dan yang paling utama dimana hubungan orang tua dengan anaknya bersifat alami dan kodrati.

Beberapa hal yang memegang peranan penting keluarga sebagai fungsi pendidikan dalam membentuk pandangan hidup seseorang meliputi pendidikan berupa pembinaan akidah dan akhlak, keilmuandan atau intelektual dan kreativitas yang mereka miliki serta kehidupan pribadi dan sosial.

  1. Pembinaan Intelektual

Pembinaan intelektual dalam keluarga memegang peranan penting dalam upaya  meningkatkan kualitas manusia, baik intelektual, spiritual maupun sosial. Karena manusia yang berkualitas akan mendapat derajat yang tinggi. Dengan adanya pendidikan melalui pembinaan intelektual maka kehidupan dalam keluarga dapat berjalan secara logis dan benar.

  • Pembinaan Akidah dan Akhlak

Mengingat keluarga dalam hal ini lebih dominan adalah seorang anak dengan dasar-dasar keimanan, sejakmulai mengerti dan dapat memahami sesuatu, maka seorang tokoh terkemuka yaiu al-Ghazali memberikan beberapa metode pendidikan dalam rangka menanamkan aqidah dan keimanan yaitu dengan cara memberikan pemahaman lewat hafalan.

Sebab proses pemahaman diawali dengan hafalan terlebih dahulu. Ketika mau menghafalkan dan kemudian memahaminya, akan tumbuh dalam dirinya sebuah keyakinan dan pada akhirnya membenarkan apa yang diayakini. Inilah proses yang dialami anak pada umumnya.

Akidah adalah bentuk penyaksian dari sebuah keimanan atas keesaan Tuhan. Sedangkan Akhlak adalah implementasi dari iman dalam segala bentuk perilaku, pendidikan dan pembinaan akhlak anak. Dalam keluarga pendidikan yang berupa pembinaan akidah dan akhlak dilaksanakan dengan memberi contoh dan teladan dari orang tua

  • Pembinaan Kepribadian dan Sosial

Pembentukan kepribadian terjadi melalui proses yang panjang. Proses pembentukan kepribadian ini akan menjadi lebih baik apabila dilakukan mulai pembentukan produksi serta reproduksi nalar tabiat jiwa dan pengaruh yang melatar belakanginya.

Mengingat hal ini sangat berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat menjaga emosional diri dan jiwa seseorang. Dalam hal yang baik ini adanya kewajiban orang tua untuk menanamkan pentingnya memberi support kepribadian yang baik bagi anak didik yang relative masih muda dan belum mengenal pentingnya arti kehidupan berbuat baik, hal ini cocok dilakukan pada anak sejak dini agar terbiasa berprilaku sopan santun dalam bersosial dengan sesamanya. Untuk memulainya, orang tua bisa dengan mengajarkan agar dapat berbakti kepada orang tua agar kelak anak dapat menghormati orang yang lebih tua darinya.

Disamping itu, dalam pembinaan kepribadian dan sosial tersebut akan menciptakan fungsi pendidikan yang bersifat kultural, sehingga budaya dan adat yang dipegang dalam kelurga dapat tetap lestari dan terjaga.

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat

Suasana di dalam keluarga merupakan suasana yang diliputi rasa cinta dan simpati yang sewajarnya, suasana yang aman dan tenteram, suasana percayai. Untuk itulah melalui pendidikan keluarga ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat berkembang dengan baik, hal ini di karenakan adanya hubungan darah antara pendidik dengan anak didik, dan karena hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.

Kehidupan emosional ini merupakan salah satu faktor yang terpenting di dalam perkembangan pribadi seseorang. Berdasarkan penelitian, terbukti adanya kelainan – kelainan di dalam perkembangan pribadi individu yang disebabkan oleh  kurang perkembangannya individu yang disebabkan oeh kurang perkembangannya kehidupan emosional ini secara wajar antara lain sebagai berikut :

Anak – anak yang sejak kecil di pelihara dirumah yatim piatu, panti asuhan, atau di rumah sakit, banyak mengalami kelainan – kelainan jiwa seperti menjadi seorang anak yang pemalu, agresif dan lain – lain yang pada mulanya di sebabkan kurang terpenuhinya rasa kasih sayang, yang sebenarnya merupakan bagian dari emosional anak.

Banyaknya terjadi tindak kejahatan atau kriminal, dari penelitian menunjukkan, bahwa tumbuhnya kejahatan tersebut karena kurangnya kasih rasa kasih sayang yang  diperoleh anak dari orang tuanya.penyebabnya kesibukan orang tua,Susana yang tidak religious, broken home dan sebagainya.

Di dalam keluarga juga merupakan perana utama dasar – dasar moral bagi anak, yang biasanya tercemin dalam sikap dan perilaku orang tua sebagai teladan yang dapat di contoh anak. Dalam hubungan ini Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa:

“ Rasa cinta, rasa bersatu dan lain – lain perasaan dan keadaan jiwa yang pada umumnya sangat berfaedah untuk berlangsungnya pendidikan budi pekerti, terdapatlah di dalam hidup keluarga dalam sifat yangkuat dan murni, sehingga tak dapat pusat – pusat pendidikan lainnya yang menyamainya”.

Memang biasanya tingkah laku, cara berbuat dan berbicara akan di tiru oleh anak, teladan ini melahirkan gejala identifikasi positif, yakni penyamaan diri dengan orang yang di tiru, dan hal ini penting sekali dalam rangaka pembentukan kepribadian.

Segala nilai yang di kenal anak akan melekat pada orang – orang yang di senangi dan di kaguminya, dan dengan melalui inilah salah satu proses yang di tempuh anak dalam mengenai nilai.

Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang sangat penting dalam peetakan dasar–dasar pendidikan social anak. Sebab pada dasarnya keluarga merupakan lembaga social resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Perkembangan benih–benih  kesadaran social pada anak–anak dapat dipupuk sedini mungkin, terutama lewat kehidupan keluarga  yang penuh rasa tolong menolong ,gotong royong secara kekeluargaan, menolong saudara atau tetanga yang sakit, bersama–sama menjaga ketertiban, kedamaian,kebersihan dan keserasian dalam segala hal.

Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama, disamping sangat menentukan dalam menanamkan dasar–dasar moral, yang tak kalah pentingnya adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transpormasi nilai–nilai keagamaan ke dalam pribadi anak.

Masa kanak-kanak adalah masa yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama, dalam hal ini tentu saja terjadi dalam keluarga. Anak–anak seharusnya dibiasakan ikut serta ke masjid bersama–sama untuk menjalankan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah–ceramah keagamaan, kegiatan seperti ini besar sekali pengaruhnya terhadap kepribadian anak. Keyataan membuktikan, bahwa anak semasa kecilnya tidak tahu menahu dengan hal–hal yang berhubungan dengan hidup keagamaan, tidak pernah pergi bersama orang tua ke masjid atau tempat ibadah untuk melaksanakan ibadah, mendengarkan khutbah atau ceramah–ceramah dan sebagainya, maka setelah dewasa mereka itupun tidak ada perhatian terhadap hidup keagamaan. Kehidupan dalam keuarga hendaknya memberikan kondisi kepada anak untuk mengalami suasana hidup keagamaan.

  • Pola pendidikan keluarga

Pendidikan di lingkungan keluarga akan mengikuti pola-pola tertentu. Namun demikian pola pendidikan masing-masing keluarga dipengaruhi oleh hal berikut ini:

  1. Karakter orang tua

Pola pendidikan di lingkungan keluarga dipengaruhi oleh karakter orang tua. Karakter ini meliputi nilai-nilai filosofis dan budaya yang dianut oleh orang tua. Nilai-nilai ini berpengaruh besar terhadap corak dan warna pendidikan anak di rumah tangga.

  • Pendidikan orang tua

Pendidikan orang tua akan menentukan sejauh mana keterlibatan orang tua dalam mendidik anak di rumah tangga. Jika pendidikan orang tua belum memadai maka tanggung jawab pendidikan anak lebih diserahkan pada lembaga sekolah.

Namun sebaliknya, orang tua yang mendapat pendidikan yang cukup memadai lebih banyak keterlibatannya dalam pendidikan anak di rumah tangga. 

Lebih memungkinkan untuk mendampingi anak belajar di rumah sehingga berpeluang untuk memacu prestasi belajar anak di sekolah.

Pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani

Kepedulian orang tua terhadap pemenuhan kebutuhan anak meliputi makanan dan minuman yang halal, sehat dan bergizi. Dengan memenuhi kebutuhan anak sesuai dengan tuntunan agama akan membuat anak menjadi sehat jasmani, berpikir cerdas dan berkepribadian yang baik.

Tiga faktor ini akan ikut mewarnai bagaiamana pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya. Pola pendidikan di lingkungan keluarga yang kondusif akan menjadikan anak tumbuh dan berkembang dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1985, hlm. 702.

 Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filosofis dan Kerangka Dasar Operasionalnya, Bandung: Trigenda Karya, 1993, hlm. 127.

William J. Goode, Sosiologi Keluarga, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, hlm. 33.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *